Senjata yang satu ini kalibernya tak besar, persisnya masuk dalam kaliber 9 mm yang digunakan pada pistol dan SMG (Submachine Gun). Namun jangan keliru, senjata andalan Kopaska (Komando Pasukan Katak) yang diberi label CornerShot ini platform intinya adalah sebuah pistol, bahkan CornerShot dapat dipasang berbagai tipe pistol kaliber 9 mm. Dalam beragam operasi tempur di wilayah urban yang membawa prajurit ke ladang CQB (Close Quarter Battle), maka CornerShot ibarat menjadi senjata pamungkas, yakni mampu membidik sasaran dibalik dinding, mengintai situasi bak periskop kapal selam, dan yang utama menghindarkan risiko prajurit tewas dalam pertempuran jarak dekat.
Kehadiran CornerShot digawangi oleh Israel yang mahfum meladeni peperangan urban di Timur Tengah. Tak butuh kaliber besar, yang penting ringkas, dengan platform pistol 9 mm, paling tidak jarak tembak 100 – 120 meter masih ideal untuk menumbangkan lawan di area padatnya gedung-gedung. Bagian ‘laras’ yang bisa ditekuk (dibelokkan) ke kiri dan ke kanan jelas menjadi ciri CornerShot. Penembak yang terlatih, dapat membelokkan bagian laras ke kanan dan kiri secara cepat, masing-masing sudut dapat dibelokkan 62 derajat. Dengan ujung laras yang dilengkapi kamera, laser pembidik, infrared dan senter (tactical light), maka penembak dapat dengan leluasa memantau sasaran dari layar LCD berwarna ukuran 2.5 inchi. Penembak dapat melakukan bidikan lewat layar monitor dan eksekusi tembakkan dari trigger.
Tidak itu saja, visual pada LCD monitor dapat diteruskan (ditransmisikan) ke perangkat lain, sehingga setiap pergerakan dan situational awareness dapat dilihat oleh tim lain, atau komando atas. Secara umum, CornerShot dapat dipasangkan beberapa varian pistol, yakni Glock 17/19, SiG Sauer P226/P228, Bull Grand Cherokee, Beretta 92F, dan FN Fiveseven. Untuk menjaga stabilitas saat menembak, pada bagian depan laras juga disematkan integrated bipod. CornerShot yang pertama kali digunakan pada tahun 2003 ini juga dilengkapi rel khusus untuk pemasangan aksesoris bidik (picatinny rail).
CornerShot juga tak asing lagi digunakan satuan elite TNI, sejak tahun 2009 senjata ini sudah diperkenalkan ke Indonesia, dan Kopaska TNI AL adalah salah satu satuan TNI yang mengoperasikan CornerShot. Sang perancang, Amos Golan, mempersiapkan CornerShot secara modular, contohnya seperti jenis kamera dapat diganti sesuai kebutuhan, umumnya yang dipakai adalah kamera high resolution dan mendukung pengoperasian di kondisi siang dan malam hari.
Karena mengusung prinsip kerja laksana perangkat elektronik, maka CornerShot sudah barang tentu disokong sumber tenaga berupa baterai 8 x CR123 lithium untuk menghidupkan kamera dan monitor. Bila digunakan secara terus-menerus, monitor CornerShot dapat beroperasi selama 220 menit. Sementara masih ada baterai 2 x CR123 lithium yang terpisah sebagai sumber tenaga tactical light, bila on terus maka senter taktis ini dapat bersinar selama 160 menit.
CornerShot memag cocok digunakan pasukan elite, selain bentuknya ringkas dan ergonomis, popornya pun dirancang dengan folding stock (lipat). Dalam beberapa laga pertempuran, peran CornerShot dominan sebagai “periskop” pengintai, kini CornerShot diproduksi oleh Corner Shot Holdings di Amerika Serikat.
Dikenal sebagai perintis, nama CornerShot kini menjelma bak perspektif “setiap pasta gigi adalah pepsoden,” meski Cina, Korea Selatan, Pakistan, Iran dan India merilis senjata sejenis, namun publik sudah terlanjut gandrung menyebut ‘semuanya’sebagai CornerShot.
0 Response to "Menembak Dari Balik Dinding "CornerShot", Senjata Untuk Tarung Jarak Dekat "
Posting Komentar